Marlon Brando mengenakan T-Shirt |
T- Shirt atau kaos oblong pada awalnya digunakan sebagai pakaian
dalam tentara Inggris dan Amerika pada abad 19 sampai awal abad 20.
Tidak jelas juga alasan mengapa disebut T-Shirt. Ada teori yang
mengatakan bahwa nama tersebut berasal dari bentuk kaos yang menyerupai
huruf "T" (tapi, adakah baju yang tidak menyerupai huruf T?), atau teori
kedua yang mengatakan bahwa penamaan ini karena pasukan militer sering
menggunakan pakaian jenis ini sebagai "training shirt"
Awalnya baju ini tidak populer di kalangan masyarakat umum, sampai
akhirnya pada tahun 1947, aktor terkenal Hollywood, Marlon Brando
memakai T-Shirt ketika sedang melakukan pentas teater dengan lakon “A
Street Named Desire” di Broadway Theatre. Disana orang mulai
mempertanyakan keberadaan baju jenis tersebut. Namun pada saat itu
kemunculan Kaos Oblong ini menjadi pro dan kontra, karena bagi beberapa
kalangan baju ini merupakan pakaian yang menyimbolkan pemberontakan.
Namun di kalangan lainnya, terutama anak muda pasca pentas teater tahun 1947 itu, justru dilanda demam kaos oblong, bahkan menganggap benda ini sebagai lambang kebebasan anak muda. Dan, bagi anak muda itu, kaos oblong bukan semata-mada suatu mode atau tren, melainkan merupakan bagian dari keseharian mereka.Polemik tersebut selanjutnya justru menaikkan publisitas dan popularitas kaos oblong dalam percaturan mode
Sampai akhirnya, kaos oblong mencapai lagi popularitasnya lewat film Rebel Without a Cause (1955). Disana para penonton melihat betapa aktor James Dean tampil sangat menawan, dan baju tersebut sangat pas dengan karakter yang dimainkannya. Maka beberapa perusahaan konveksi mulai bersemangat memproduksi kaos oblong. Mereka mengembangkan kaos oblong dengan pelbagai bentuk dan warna serta memproduksinya secara besar-besaran.
Lalu pada tahun 1961 sebuah organisasi yang menamakan dirinya “Underwear Institute” menuntut agar kaos oblong diakui sebagai baju sopan seperti halnya baju-baju lainnya. Mereka mengatakan, kaos oblong juga merupakan karya busana yang telah menjadi bagian budaya mode.
Maka kini kaos oblong atau T-Shirt menjaid baju yang umum dipakai ketika beraktifitas di luar ruangan karena selain menyerap keringat, baju ini pun membuat pemakainya bebas bergerak. Terutama untuk anak-anak yang sedang hidup dalam "fase bermain", kaos oblong sangat cocok digunakan untuk melakukan aktifitas mereka sehari-hari yang sangat aktif []
Namun di kalangan lainnya, terutama anak muda pasca pentas teater tahun 1947 itu, justru dilanda demam kaos oblong, bahkan menganggap benda ini sebagai lambang kebebasan anak muda. Dan, bagi anak muda itu, kaos oblong bukan semata-mada suatu mode atau tren, melainkan merupakan bagian dari keseharian mereka.Polemik tersebut selanjutnya justru menaikkan publisitas dan popularitas kaos oblong dalam percaturan mode
Sampai akhirnya, kaos oblong mencapai lagi popularitasnya lewat film Rebel Without a Cause (1955). Disana para penonton melihat betapa aktor James Dean tampil sangat menawan, dan baju tersebut sangat pas dengan karakter yang dimainkannya. Maka beberapa perusahaan konveksi mulai bersemangat memproduksi kaos oblong. Mereka mengembangkan kaos oblong dengan pelbagai bentuk dan warna serta memproduksinya secara besar-besaran.
Lalu pada tahun 1961 sebuah organisasi yang menamakan dirinya “Underwear Institute” menuntut agar kaos oblong diakui sebagai baju sopan seperti halnya baju-baju lainnya. Mereka mengatakan, kaos oblong juga merupakan karya busana yang telah menjadi bagian budaya mode.
Maka kini kaos oblong atau T-Shirt menjaid baju yang umum dipakai ketika beraktifitas di luar ruangan karena selain menyerap keringat, baju ini pun membuat pemakainya bebas bergerak. Terutama untuk anak-anak yang sedang hidup dalam "fase bermain", kaos oblong sangat cocok digunakan untuk melakukan aktifitas mereka sehari-hari yang sangat aktif []
Tidak ada komentar:
Posting Komentar