Seberapa banyak tantangan
mendidik anak di jaman sekarang ini? Setiap orang tua pasti punya jawaban yang
bervariasi, tapi besar kemungkinan banyak yang menjawab dengan kata “banyak”.
Memang benar sekali. Karena kita sebagai orang tua tentu punya sudah bayangan
akan dibentuk bagaimana anak kita kelak—dan biasanya bayangan kita positif,
karena penjahat sekalipun tetap berharap anaknya tumbuh jadi orang baik—tapi
masalahnya, dalam pertumbuhan si anak, input yang masuk ke dalam dirinya bukan hanya
dari orang tua atau keluarganya. Lingkungan di luar, seperti teman bermain,
dunia sekolah, televisi, dan bahkan internet akan memberikan deretan informasi
yang tidak sedikit padanya, bahkan kebanyakan input tersebut datang di luar
kontrol kita sebagai orang tua.
Itulah yang menyebabkan banyak
orang tua yang kaget dengan perilaku anak, orang tua merasa tidak pernah
mengajarkan perilaku-perilaku tertentu tapi ternyata anak sudah melakukannya,
entah siapa yang mengajari.
Karena orang tua tidak mungkin
mengawasi anak 100%, maka yang diperlukan adalah menyiapkan pondasi yang kuat
dulu di dalam diri anak sebelum “melepasnya” ke dunia luar. Bila pondasinya sudah kokoh, insya
Allah informasi apapun yang datang tidak akan berpengaruh padanya, atau
kalaupun berpengaruh maka orang tua akan mudah untuk mengontrolnya kembali
karena informasi itu tida kakan merasuk dengan dalam
Beberapa pondasi yang harus
disiapkan pada anak kita antara lain: menanamkan ajaran agama dengan baik, caranya
terserah pada masing-masing orang tua, hanya saja perlu diperhatikan jangan
sampai kita memilih cara yang salah hingga anak malah menjadi antipati pada
agama dan aktifitas keagamaannya Misalnya jika ketika kecil sering dipukul
karena tidak mau shalat, bisa jadi malah ketika sudah besar anak membangkang
tidak mau shalat, karena shalat meninggalkan memori buruk di alam bawah
sadarnya.
Lalu yang berikutnya, biasakan
sedari kecil berdiskusi dengan anak tentang bahayanya sesuatu hal. Jangan
terbiasa melarang anak dengan kalimat pendek “Tidak boleh!”, tapi jelaskan
mengapa itu tidak boleh dan apa yang boleh dilakukan. Contohnya tentang
merokok, dari kecil tanamkan bahwa merokok itu tidak baik. Berikan alasannya,
berikan faktanya, berikan datanya, dan siaplah berdiskusi dengan mereka jika
mereka bertanya atau “menggugat”, karena pasti dari luar rumah mereka akan
menerima input-input lain tentang rokok, terutama dari teman-temannya yang
merokok. Ini penting karena jika kita
selalu membiasakan kalimat “Pokoknya, tidak boleh!” tapi tidak disertai alasan,
maka anak akan mencari jawaban di luar, dan yang berkembang di luar bukan hanya
informasi, tapi juga disinformasi yang kadang malah membahayakan.
Terakhir, berikan contoh pada
mereka tentang apa yang kita mau. Kalau kita ingin anak rajin shalat ke masjid
maka biarkan mereka melihat langsung dengan mata sendiri ayahnya rajin pergi ke
masjid. Jika kita ingin anak rajin membaca maka banyak-banyaklah kita melakukan
kegiatan membaca di depan anak. Karena anak tidak akan bisa menuruti nasihat
kita secara utuh, tapi percayalah anak-anak adalah peniru yang hebat, dan orang
yang ditirunya pertama kali adalah orangtuanya sendiri. []
======================
Judul: Cantik, Shalehah,
Berprestasi
Produsen: Hoofla
Kode: HS-03
Tidak ada komentar:
Posting Komentar