Kamis, 14 April 2016

Anak Adalah Peniru yang Baik



Seberapa banyak tantangan mendidik anak di jaman sekarang ini? Setiap orang tua pasti punya jawaban yang bervariasi, tapi besar kemungkinan banyak yang menjawab dengan kata “banyak”. Memang benar sekali. Karena kita sebagai orang tua tentu punya sudah bayangan akan dibentuk bagaimana anak kita kelak—dan biasanya bayangan kita positif, karena penjahat sekalipun tetap berharap anaknya tumbuh jadi orang baik—tapi masalahnya, dalam pertumbuhan si anak, input yang masuk ke dalam dirinya bukan hanya dari orang tua atau keluarganya. Lingkungan di luar, seperti teman bermain, dunia sekolah, televisi, dan bahkan internet akan memberikan deretan informasi yang tidak sedikit padanya, bahkan kebanyakan input tersebut datang di luar kontrol kita sebagai orang tua.

Itulah yang menyebabkan banyak orang tua yang kaget dengan perilaku anak, orang tua merasa tidak pernah mengajarkan perilaku-perilaku tertentu tapi ternyata anak sudah melakukannya, entah siapa yang mengajari.


Karena orang tua tidak mungkin mengawasi anak 100%, maka yang diperlukan adalah menyiapkan pondasi yang kuat dulu di dalam diri anak sebelum “melepasnya” ke dunia  luar. Bila pondasinya sudah kokoh, insya Allah informasi apapun yang datang tidak akan berpengaruh padanya, atau kalaupun berpengaruh maka orang tua akan mudah untuk mengontrolnya kembali karena informasi itu tida kakan merasuk dengan dalam

Beberapa pondasi yang harus disiapkan pada anak kita antara lain: menanamkan ajaran agama dengan baik, caranya terserah pada masing-masing orang tua, hanya saja perlu diperhatikan jangan sampai kita memilih cara yang salah hingga anak malah menjadi antipati pada agama dan aktifitas keagamaannya Misalnya jika ketika kecil sering dipukul karena tidak mau shalat, bisa jadi malah ketika sudah besar anak membangkang tidak mau shalat, karena shalat meninggalkan memori buruk di alam bawah sadarnya.

Lalu yang berikutnya, biasakan sedari kecil berdiskusi dengan anak tentang bahayanya sesuatu hal. Jangan terbiasa melarang anak dengan kalimat pendek “Tidak boleh!”, tapi jelaskan mengapa itu tidak boleh dan apa yang boleh dilakukan. Contohnya tentang merokok, dari kecil tanamkan bahwa merokok itu tidak baik. Berikan alasannya, berikan faktanya, berikan datanya, dan siaplah berdiskusi dengan mereka jika mereka bertanya atau “menggugat”, karena pasti dari luar rumah mereka akan menerima input-input lain tentang rokok, terutama dari teman-temannya yang merokok. Ini penting karena jika kita selalu membiasakan kalimat “Pokoknya, tidak boleh!” tapi tidak disertai alasan, maka anak akan mencari jawaban di luar, dan yang berkembang di luar bukan hanya informasi, tapi juga disinformasi yang kadang malah membahayakan.

Terakhir, berikan contoh pada mereka tentang apa yang kita mau. Kalau kita ingin anak rajin shalat ke masjid maka biarkan mereka melihat langsung dengan mata sendiri ayahnya rajin pergi ke masjid. Jika kita ingin anak rajin membaca maka banyak-banyaklah kita melakukan kegiatan membaca di depan anak. Karena anak tidak akan bisa menuruti nasihat kita secara utuh, tapi percayalah anak-anak adalah peniru yang hebat, dan orang yang ditirunya pertama kali adalah orangtuanya sendiri. [] 

======================
Judul: Cantik, Shalehah, Berprestasi
Produsen: Hoofla
Kode: HS-03


Tidak ada komentar:

Posting Komentar